MAKALAH
PATOFISIOLOGI
STROKE
Disusun
Oleh A.81:
Ø Ignasia
Theresia Halan (1120013)
Ø Dian
Tri Hartati (11120015)
Ø Olfiana
Rosanita Kaka (11120016)
Ø Chery
Yana Putri (11120017)
Ø Gad
Yunus M.D. Bani (11120018)
Ø Melia
Mega K, Carita S. (11120020)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Penyakit jantung dan stroke
merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan sekarang ini di
Indonesia penyakit jantung menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian.Penyakit jantung dan stroke
sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua. Dulu memang
penyakit-penyakit tersebut diderita oleh orang tua terutama yang berusia 60
tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit
jantung dan stroke. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh
pasien di bawah usia 40 tahun. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan
gaya hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern.Ketika era globalisasi
menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, negara berkembang dapat segera
meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah
perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung
kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja
berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya hidup manusia
terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat merupakan
faktor-faktor penyebab penyakit jantung dan stroke.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian
stroke
2. Klasifikasi
penyakit stroke
3. Akibat dari
penyakit stroke
4. Mekanisme
Kausal Terjadinya Penyakit
5. Gejala dan
tanda stroke
6. Factor
resiko dari penyakit stroke
7. Pencegahan
untuk penyakit stroke
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Patofisiologi
2. Untuk mengetahui factor penyebab
terjadinya Stroke
3. Untuk mengetahui gejala dan
akibat penyakit stroke
4. Untuk mengetahui cara penyembuhan
Stroke.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian
Stroke adalah penyakit gangguan
fungsional otak berupa kematian sel-sel saraf neorologik akibat gangguan aliran
darah pada salah satu bagian otak. Secara spesifik hal itu terjadi karena
terhentinya aliran darah ke otak karena sumbatan atau pendarahan. Gangguan
saraf atau kelumpuhan yang terjadi bergantung pada bagian otak mana yang
terkena.Stroke
dibagi menjadi dua jenis yaitu Stroke iskemik maupun Stroke hemorragik. Pada
Stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan
kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat
suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83%
mengalami Stroke jenis ini. Pada Stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di
sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai
oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini
merupakan cabang dari lengkung aorta jantung. Stroke Iskemik terbagi lagi
menjadi 3 yaitu:
- Stroke
Trombotik:
proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
- Stroke
Embolik:
Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
- Hipoperfusion
Sistemik:
Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan
denyut jantung.
Pada Stroke hemorragik, pembuluh
darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke
dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus Stroke
hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.
1.2 Klasifikasi
Stroke umumnya dibagi dalam 2
golongan besar, yaitu:
a. Stroke
hemoragik
Pada stroke hemoragik, pembuluh
darah pecah sehingga aliran darah menjadi tidak normal. Darah yang keluar akan
merembes masuk kedalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Sebagian besar
kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan
otak dalam beberapa menit (kompleted stroke). Selanjutnya stroke dapat
bertambah buruk dalam beberapa jam sampai satu sampai dua hari akibat bertambah
luasnya jaringan otak yang mati ( stroke in evoulation).
b. Stroke
non hemoragik
Pada stroke non hemoragik,
aliran darah keotak terhenti karena penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh
darah (aterosklerosis) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh
darah keotak. Hampir sebagian besar pasien atau sekitar 83% mengalami jenis
ini.
1.3 Akibat
stroke
Stroke
dapat menyebabkan edema atau pembekakan otak. Hal tersebut berbahaya karena
ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh
merusak otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri
tidak bertambah luas. Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke
bisa lebih berat atau lebih luas, berhubungan dengan koma atau stupor dan
sifatnya menetap.
Selain itu stroke bisa
menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi. Banyak penderita
yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalani fungsi normalnya, namun banyak
yang mengalami kelumpuhan fisik dan mental, tidak mampu bergerak, mengalami
gangguan berbicara dan kesulitan melakukan aktifitas makan secara normal.
1.4 Mekanisme Kausal Terjadinya Penyakit
Mekanisme kusal terjadinya penyakit
yaitu dari suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah
arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini
sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal
memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari
dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang
lebih kecil. Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta
percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari
tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini
disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak)
yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan
jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung
(terutama fibrilasi atrium). Emboli lemak jarang menyebabkan
Stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah
dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri. Stroke juga bisa terjadi bila suatu
peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke
otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit
pembuluh darah di otak dan menyebabkan Stroke. Penurunan tekanan darah yang
tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya
menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya
sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan
darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama
jantung yang abnormal.
1.5 Gejala
dan Tanda Stroke
Gejala dan tanda stroke
pada penderita dengan stroke akut adalah :
·
Adanya serangan defisit
neurologis/ kelumpuhan fokal, seperti hemiparesis, lumpuh sebelah badan yang
kanan atau yang kiri saja.
·
Mati rasa sebelah
badan, terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai, rasa terbakar.
·
Mulut, lidah mencong
bila diluruskan.
·
Gangguan menelan,
seperti sulit menelan, bila minum suka tersedak.
·
Sulit berbahasa, kata
yang diucapkan tidak sesuai, keinginan atau gangguan bicara berupa pelo, rero,
sengau, ngaco dan kata-katanya tidak dapat mengerti atau tidak dipahami
(afasia). Bicara tidak lancar, hanya sepatah-sepatah kata yang terucap.
·
Tidak memahami
pembicaraan oran lain.
·
Berjalan menjadi sulit,
langkahnya kecil-kecil.
·
Tidak dapat berhitung,
kepandaian menurun.
·
Menjadi pelupa.
·
Tuli satu telinga atau
pendengaran berkurang.
·
Menjadi mudah menanggis
dan mudah tertawa.
·
Banyak tidur, selalu
mau tidur.
·
Gangguan kesadaran,
pingsan sampai koma.
Jika
ditinjau berdasarkan waktu kemunculannya, stroke dapat dibedakan menjadi 3
macam. Gejala-gejala stroke muncul akibat dari bagian otak tertentu yang tidak
berfungsi karena aliran darah kebagian otak terganggu. Gejala-gjala yang muncul
bervariasi, terganung bagian otak yag terganggu
Gejala-gejala
bersifat sementara. Gejala yang hanya timbul beberapa menit hingga beberapa jam
dan hilang sendiri baik dengan maupun tanpa pengobatan. Serangan dapat muncul
lagi dengan gejala yang sama da akan memperberat gejala sebelumnya atau ada
kemungkinan menetap (lebih dari 24 jam)
·
Gejala makin lama makin
berat (progresif). Hal ini disebabkan karena gangguan aliran darah yang semakin
lama semakin berat yang disebut progressing stroke inevolution.
·
Gejala menetap atau
permanen. Gejala yang setelah kemunculannya tidak dapat kembali ke kondisi awal
(normal) lagi untuk seterusnya.
1.6
Faktor
Resiko
Stroke erat kaitannya
dengan gangguan pembuluh darah. Stroke terjadi karena adanya gangguan aliran
darah ke bagian otak. Faktor resiko penyebab stroke digolongkan menjadi 2 yaitu
faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan dan faktor resiko yang dapat
dikendalikan.
Faktor resiko stroke
yang tidak dapat dikendalikan, antara lain (HH Solution) :
·
Umur
Resiko stroke meningkat
eiring pertambahan usia. Setelah umur memasuki 55 tahun keatas, resiko stroke
meningkat dua kali lipat setiap kurun waktu 10 tahun. Namun bukan berarti
stroke hanya terjadi pada kelompok usia lanjut melainkan stroke juga dapat
menyerang beragai kelompok umur.
·
Jenis kelamin
Pria memiliki resiko
terkena stroke lebih besar dari pada wanita. Resiko stroke pada pria lebih
tinggi 20 % daripada wanita. Namun setelah seorang perempuan menginjak usia 55
tahun, saat kadar estrogennya menurun karena menopous, resikonya justru lebih
tinggi dibandingkan pria.
·
Garis keturunan
Resiko stroke lebih
tiggi jika dalam keluarga terdapat riwayat keluaraga menderita stroke. Perlu
diwaspadai apa bila ada anggota kelarga (orang tua dan saudara) yang mengalami
stroke atau serangan transien iskemik.
·
Ras atau etnik
Berdasarkan data Amerikan Heart Association, ras
afrika amerika
memiliki resiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan dengan ras kaukasia.
·
Diabetes
Penderita diabetes
mempunyai resiko 2 kali lebih besar mengalami stroke, hal ini dapat terjadi
akibat gangguan metabolisme pada para penderita diabetes.
·
Arterosklerosis
Kondisi dimana terjadi
penyumbatan dinding pembuluh darah dengan lemak, kolesterol ataupun kalsium.
·
Penyakit jantung
Orang dengan penyakit
jantung mempunyai resiko dua kali lipat terkena stroke dibandingkan orang
berjantung sehat.
Sedangkan faktor resiko yang dapat
dikendalikan, antara lain:
·
Obesitas
Resiko stroke akan
meningkat pada orang dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30 kg/m² (obesitas).Kurang
·
aktivitas fisik dan
olahgaraga
Efeknya adalah
meningkatkan resiko hipertensi, rendahnya kadar HDL (kolesterol baik) dan
diabetes. Berolahraga yang dilakukan yang dilakukan secara rutin 30-40 menit
per hari dapat mengurangi resiko tersebut.
·
Merokok
Peluang terjadinya
stroke pada orang yang mempunyai kebiasaan merokok 50 persen lebih tinggi dari
pada yang bukan perokok.
·
Mengkonsumsi alkohol
dan penggunaan obat-obatan
Resiko stroke iskemik
akan meningkat dalam dua jam setelah mengkonsumsi minuman beralkohol. Pengunan
obat-obatan terlarang seperti halnya kokain juga dapat menyebabkan stroke dan
serangan jantung.
·
Tekanan darah tinggi
(Hipertensi)
Hampir sekitar 40%
kejadian stroke disebabkan atau dialami oleh penderita hipertensi.
·
Tingkat kolesterol
darah yang berbahaya
Kadar kolesterol LDL yang
tinggi akan meningkatkan resiko terjadinya pengerasan pembuluh nadi
(arterosklerosis), karena kolesterol cenderung menumpuk pada dinding pembuluh
darah dan membentuk plak.
·
Sleep apnea (mendengkur
disertai berhenti bernafas selama 10 detik).
Penderita sleep apnea
berisiko mengalami hipertensi dan kekurangan suplay oksigen dalam darahnya yang
dapat menyebabkan stroke.
1.7 Pencegahan
untuk penyakit stroke
Tujuan upaya pencegahan penyakit stroke
ini adalah untuk menurunkan kejadian
penyakit, kecacatan dini dan kematian, sehingga memperpanjang hidup dengan
kualitas yang memadai. Pencegahan dibagi atas dua kategori yaitu pencegahan
primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer dilakukan pada mereka yang
masih sehat dan belum pernah mengalami penyakit stroke. Sedangkan pencegahan
sekunder, dilakukan terhadap mereka yang sudah pernah mengalami penyakit
stroke.
a.
Pencegahan
primer
Hal-hal
yang perlu dilakukan dalam pencegahan primer antara lain:
·
Menghindari
kegemukan
Pencegahan
stroke perlu dilakukan dengan menghindari kegemukan (obesitas), sebisa mungkin
mengurangi kolesterol tinggi. Untuk itu pola konsumsi harus diubah yaitu dari
yang cenderung tinggi karbohidrat dan lemak menjadi banyak sayur dan buah yang
tinggi serat. Dari sumber protein hewani gantikan posisi daging dengan ikan,
karena ikan memiliki kandungan lemak yang jauh lebih baik bagi kesehatan
daripada daging.
·
Menghindari
stress
\stres
menyumbang hingga 20% penyebab stroke, selain itu juga menimbulkan hipertensi. Stress
yang tidak terkendali akan memicu naiknya tekanan darah dan berisiko terkena
serangan jantung. Stress juga dapat menaikan kadar kolesterol dalam darah.
Kondisi tersebut nantinya dapat membuat pembuluh darah tersumbat sehingga
penderita rentan terhadap stroke. Jika mampu mengelola stress dengan baik maka
risiko terkena stroke dapat berkurang hingga 25%.
·
Menghindari
minuman alcohol dan obat yang memiliki efek buruk pada pembuluh darah.
Konsumsi
alkohol selain membuat orang yang mengkonsumsinya terlalu banyak akan mengalami
gejala mabuk, namun yang perlu diwaspadai adalah pengaruhnya terhadap tekanan
darah. Alcohol jelas dapat meningkatkan tekanan darah, memperlemah jantung,
mengentalkan darah dan menyebabkan kejang arteri.
·
Menghentikan
kebiasaan merokok
Kebiasaan
merokok akan meningkatkan serangan stroke dibandingkan dengan orang-orang bukan
perokok. Merokok dapat mengurangi elastisitas pembuluh darah sehingga
meningkatkan pengerasan pembuluh darah dan akan meningkatkan serangan stroke.
·
Mengurangi
asupan lemak, kolesterol dan garam yang dikonsumsi secara berlebihan.
Makanan
cepat saji (fastfood), gorengan, steak, dan gulai mengandung kadar lemak dan
kolesterol tinggi, konsumsi dari jenis makanan tersebut harus dibatasi, karena
biula dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan arterosklerosis atau pengerasan
pembuluh darah yang akan menghambat aliran darah ke otak. Makanan yang
menggunakan garam berkadar tinggi dalam pengolahannya juga harus dihindari,
sebab natrium (Na) adalah mineral utama dalam garam, berefek meningkatkan
ketegangan kontraksi pembuluh darah. Batasilah konsumsi garam dengan mengurangi
camilan, gorengan dan makanan yang diolah dengan garam seperti makanan kalengan
dan makanan yang diawetkan.
·
Mengendalikan
gula darah dan kadar lemak darah (dislipidemia)
·
Terlalu banyak
mengkonsumsi gula akan mengakibatkan kegemukan dan memicu munculnya diabetes
tipe 2 karena hormone insulin sudah resisten sehingga terjadi penumpukan gula
di dalam darah.
·
Mengobati
penyakit seperti: hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung/
aterosklerosis
hipertensi
merupakan faktor utama terkena stroke dan penyakit jantung coroner. Diabetes
juga meningkatkan resiko stroke 1,5 hingga 4 kali lipat, terutama pada
penderita yang gula darahnya tidak terkendali. Oleh karena itu pengobatan dan
control terhadap penyakit-penyakit ini sangat perlu dilakukan untuk mengurangi
resiko terkena stroke.
·
Berolah raga
secara teratur, minimal 3 kali seminggu.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa olahraga dengan itensitas rendah bermanfaat bagi
penyakit jantung dan dapat mensegah stroke. Berolahraga secara teratur, tidak
hanya membuat jantung tetap kuat, tapi juga meningkatkan jumlah enzim alami
yang berperan sebagai antioksidan untuk mencegah arterosklerosis. Olahraga juga
dapat mengontrol berat badan dan mengandalkan stress yang bermanfaat untuk
mencegah stroke.
b.
Pencegahan
sekunder
Dalam
pencegahan sekunder yang perlu dilakukan:
1.
Mengontrol
factor resiko penyakit stroke melalui:
-
Mengobati
penyakit-penyakit yang diderita yang merupakan resiko timbulnya stroke seperti
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung.
-
Mengatasi
dyslipidemia dengan diet rendah lemak.
-
Berhenti merokok
-
Menghindari
konsumsi alcohol
-
Mengatasi
kegemukan
-
Menghindari dan
mengobati hiperurisemia
-
Mencegah
terjadinya polisitemia (jumlah sel darah merah yang tinggi)
-
Menghindari
stress
-
Mengatasi
keadaan depresi
2.
Dengan
menggunakan obat-obatan (stroke iskemik)
PENUTUP
Kesimpulan
Stroke
adalah penyakit gangguan fungsional otak berupa kematian sel-sel saraf
neorologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Secara
spesifik hal itu terjadi karena terhentinya aliran darah ke otak karena
sumbatan atau pendarahan. Gangguan saraf atau kelumpuhan yang terjadi
bergantung pada bagian otak mana yang terkena. Stroke dapat menyebabkan edema
atau pembekakan otak. Hal tersebut berbahaya karena ruang dalam tengkorak
sangat terbatas. Gejala berupa adanya serangan defisit neurologis/ kelumpuhan
fokal, seperti hemiparesis, lumpuh sebelah badan yang kanan atau yang kiri saja,
Mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai, rasa
terbakar.Mulut, lidah mencong bila diluruskan.
Untuk
menghindari terjadinya stroke kurangi mengkonsumsi alkohol, kurangi merokok,
mengurangi makanan yang mengandung
minyak dan lemak yang dapat meningkatkan
HDL dalam darah.