Minggu, 02 Juni 2013

MAKALAH PATOFISIOLOGI STROKE


MAKALAH PATOFISIOLOGI
STROKE


Disusun Oleh A.81:
Ø  Ignasia Theresia Halan (1120013)
Ø  Dian Tri Hartati (11120015)
Ø  Olfiana Rosanita Kaka (11120016)
Ø  Chery Yana Putri (11120017)
Ø  Gad Yunus M.D. Bani (11120018)
Ø  Melia Mega K, Carita S. (11120020)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2012/2013
                                                                                            
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Penyakit jantung dan stroke merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan sekarang ini di Indonesia penyakit jantung menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian.Penyakit jantung dan stroke sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua. Dulu memang penyakit-penyakit tersebut diderita oleh orang tua terutama yang berusia 60 tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit jantung dan stroke. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern.Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat merupakan faktor-faktor penyebab penyakit jantung dan stroke.






B.      RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian stroke
2.      Klasifikasi penyakit stroke
3.      Akibat dari penyakit stroke
4.      Mekanisme Kausal Terjadinya Penyakit
5.      Gejala dan tanda stroke
6.      Factor resiko dari penyakit stroke
7.      Pencegahan untuk penyakit stroke

C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patofisiologi
2.      Untuk mengetahui factor penyebab terjadinya Stroke
3.      Untuk mengetahui gejala dan akibat penyakit stroke
4.      Untuk mengetahui cara penyembuhan Stroke.








BAB II
PEMBAHASAN


1.1 Pengertian    
Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak berupa kematian sel-sel saraf neorologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Secara spesifik hal itu terjadi karena terhentinya aliran darah ke otak karena sumbatan atau pendarahan. Gangguan saraf atau kelumpuhan yang terjadi bergantung pada bagian otak mana yang terkena.Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu Stroke iskemik maupun Stroke hemorragik. Pada Stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami Stroke jenis ini. Pada Stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung. Stroke Iskemik terbagi lagi menjadi 3 yaitu:
  1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
  2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
  3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
Pada Stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus Stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.


1.2 Klasifikasi
Stroke umumnya dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
a.       Stroke hemoragik
Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga aliran darah menjadi tidak normal. Darah yang keluar akan merembes masuk kedalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (kompleted stroke). Selanjutnya stroke dapat bertambah buruk dalam beberapa jam sampai satu sampai dua hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati ( stroke in evoulation).

b.      Stroke non hemoragik
Pada stroke non hemoragik, aliran darah keotak terhenti karena penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah keotak. Hampir sebagian besar pasien atau sekitar 83% mengalami jenis ini.

1.3 Akibat stroke
Stroke dapat menyebabkan edema atau pembekakan otak. Hal tersebut berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak bertambah luas. Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke bisa lebih berat atau lebih luas, berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap.
Selain itu stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi. Banyak penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalani fungsi normalnya, namun banyak yang mengalami kelumpuhan fisik dan mental, tidak mampu bergerak, mengalami gangguan berbicara dan kesulitan melakukan aktifitas makan secara normal.

1.4 Mekanisme Kausal Terjadinya Penyakit
Mekanisme kusal terjadinya penyakit yaitu dari suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil. Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium). Emboli lemak jarang menyebabkan Stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri. Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan Stroke. Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.


1.5 Gejala dan Tanda Stroke
Gejala dan tanda stroke pada penderita dengan stroke akut adalah :
·         Adanya serangan defisit neurologis/ kelumpuhan fokal, seperti hemiparesis, lumpuh sebelah badan yang kanan atau yang kiri saja.
·         Mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai, rasa terbakar.
·         Mulut, lidah mencong bila diluruskan.
·         Gangguan menelan, seperti sulit menelan, bila minum suka tersedak.
·         Sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai, keinginan atau gangguan bicara berupa pelo, rero, sengau, ngaco dan kata-katanya tidak dapat mengerti atau tidak dipahami (afasia). Bicara tidak lancar, hanya sepatah-sepatah kata yang terucap.
·         Tidak memahami pembicaraan oran lain.
·         Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil.
·         Tidak dapat berhitung, kepandaian menurun.
·         Menjadi pelupa.
·         Tuli satu telinga atau pendengaran berkurang.
·         Menjadi mudah menanggis dan mudah tertawa.
·         Banyak tidur, selalu mau tidur.
·         Gangguan kesadaran, pingsan sampai koma.
Jika ditinjau berdasarkan waktu kemunculannya, stroke dapat dibedakan menjadi 3 macam. Gejala-gejala stroke muncul akibat dari bagian otak tertentu yang tidak berfungsi karena aliran darah kebagian otak terganggu. Gejala-gjala yang muncul bervariasi, terganung bagian otak yag terganggu
Gejala-gejala bersifat sementara. Gejala yang hanya timbul beberapa menit hingga beberapa jam dan hilang sendiri baik dengan maupun tanpa pengobatan. Serangan dapat muncul lagi dengan gejala yang sama da akan memperberat gejala sebelumnya atau ada kemungkinan menetap (lebih dari 24 jam)
·               Gejala makin lama makin berat (progresif). Hal ini disebabkan karena gangguan aliran darah yang semakin lama semakin berat yang disebut progressing stroke inevolution.
·               Gejala menetap atau permanen. Gejala yang setelah kemunculannya tidak dapat kembali ke kondisi awal (normal) lagi untuk seterusnya.

1.6 Faktor Resiko
Stroke erat kaitannya dengan gangguan pembuluh darah. Stroke terjadi karena adanya gangguan aliran darah ke bagian otak. Faktor resiko penyebab stroke digolongkan menjadi 2 yaitu faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan dan faktor resiko yang dapat dikendalikan.
Faktor resiko stroke yang tidak dapat dikendalikan, antara lain (HH Solution) :
·         Umur
Resiko stroke meningkat eiring pertambahan usia. Setelah umur memasuki 55 tahun keatas, resiko stroke meningkat dua kali lipat setiap kurun waktu 10 tahun. Namun bukan berarti stroke hanya terjadi pada kelompok usia lanjut melainkan stroke juga dapat menyerang beragai kelompok umur.
·         Jenis kelamin
Pria memiliki resiko terkena stroke lebih besar dari pada wanita. Resiko stroke pada pria lebih tinggi 20 % daripada wanita. Namun setelah seorang perempuan menginjak usia 55 tahun, saat kadar estrogennya menurun karena menopous, resikonya justru lebih tinggi dibandingkan pria.
·         Garis keturunan
Resiko stroke lebih tiggi jika dalam keluarga terdapat riwayat keluaraga menderita stroke. Perlu diwaspadai apa bila ada anggota kelarga (orang tua dan saudara) yang mengalami stroke atau serangan transien iskemik.
·         Ras atau etnik
Berdasarkan data Amerikan Heart Association, ras afrika amerika memiliki resiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan dengan ras kaukasia.
·         Diabetes
Penderita diabetes mempunyai resiko 2 kali lebih besar mengalami stroke, hal ini dapat terjadi akibat gangguan metabolisme pada para penderita diabetes.
·         Arterosklerosis
Kondisi dimana terjadi penyumbatan dinding pembuluh darah dengan lemak, kolesterol ataupun kalsium.
·         Penyakit jantung
Orang dengan penyakit jantung mempunyai resiko dua kali lipat terkena stroke dibandingkan orang berjantung sehat.
 Sedangkan faktor resiko yang dapat dikendalikan, antara lain:
·         Obesitas
Resiko stroke akan meningkat pada orang dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30 kg/m² (obesitas).Kurang
·         aktivitas fisik dan olahgaraga
Efeknya adalah meningkatkan resiko hipertensi, rendahnya kadar HDL (kolesterol baik) dan diabetes. Berolahraga yang dilakukan yang dilakukan secara rutin 30-40 menit per hari dapat mengurangi resiko tersebut.
·         Merokok
Peluang terjadinya stroke pada orang yang mempunyai kebiasaan merokok 50 persen lebih tinggi dari pada yang bukan perokok.
·         Mengkonsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan
Resiko stroke iskemik akan meningkat dalam dua jam setelah mengkonsumsi minuman beralkohol. Pengunan obat-obatan terlarang seperti halnya kokain juga dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung.
·         Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Hampir sekitar 40% kejadian stroke disebabkan atau dialami oleh penderita hipertensi.
·         Tingkat kolesterol darah yang berbahaya
Kadar kolesterol LDL yang tinggi akan meningkatkan resiko terjadinya pengerasan pembuluh nadi (arterosklerosis), karena kolesterol cenderung menumpuk pada dinding pembuluh darah dan membentuk plak.
·         Sleep apnea (mendengkur disertai berhenti bernafas selama 10 detik).
Penderita sleep apnea berisiko mengalami hipertensi dan kekurangan suplay oksigen dalam darahnya yang dapat menyebabkan stroke.

 1.7 Pencegahan untuk penyakit stroke
Tujuan upaya pencegahan penyakit stroke ini adalah untuk menurunkan kejadian penyakit, kecacatan dini dan kematian, sehingga memperpanjang hidup dengan kualitas yang memadai. Pencegahan dibagi atas dua kategori yaitu pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer dilakukan pada mereka yang masih sehat dan belum pernah mengalami penyakit stroke. Sedangkan pencegahan sekunder, dilakukan terhadap mereka yang sudah pernah mengalami penyakit stroke.
a.       Pencegahan primer
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pencegahan primer antara lain:
·         Menghindari kegemukan
Pencegahan stroke perlu dilakukan dengan menghindari kegemukan (obesitas), sebisa mungkin mengurangi kolesterol tinggi. Untuk itu pola konsumsi harus diubah yaitu dari yang cenderung tinggi karbohidrat dan lemak menjadi banyak sayur dan buah yang tinggi serat. Dari sumber protein hewani gantikan posisi daging dengan ikan, karena ikan memiliki kandungan lemak yang jauh lebih baik bagi kesehatan daripada daging.
·         Menghindari stress
\stres menyumbang hingga 20% penyebab stroke, selain itu juga menimbulkan hipertensi. Stress yang tidak terkendali akan memicu naiknya tekanan darah dan berisiko terkena serangan jantung. Stress juga dapat menaikan kadar kolesterol dalam darah. Kondisi tersebut nantinya dapat membuat pembuluh darah tersumbat sehingga penderita rentan terhadap stroke. Jika mampu mengelola stress dengan baik maka risiko terkena stroke dapat berkurang hingga 25%.
·         Menghindari minuman alcohol dan obat yang memiliki efek buruk pada pembuluh darah.
Konsumsi alkohol selain membuat orang yang mengkonsumsinya terlalu banyak akan mengalami gejala mabuk, namun yang perlu diwaspadai adalah pengaruhnya terhadap tekanan darah. Alcohol jelas dapat meningkatkan tekanan darah, memperlemah jantung, mengentalkan darah dan menyebabkan kejang arteri.
·         Menghentikan kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok akan meningkatkan serangan stroke dibandingkan dengan orang-orang bukan perokok. Merokok dapat mengurangi elastisitas pembuluh darah sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah dan akan meningkatkan serangan stroke.
·         Mengurangi asupan lemak, kolesterol dan garam yang dikonsumsi secara berlebihan.
Makanan cepat saji (fastfood), gorengan, steak, dan gulai mengandung kadar lemak dan kolesterol tinggi, konsumsi dari jenis makanan tersebut harus dibatasi, karena biula dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan arterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah yang akan menghambat aliran darah ke otak. Makanan yang menggunakan garam berkadar tinggi dalam pengolahannya juga harus dihindari, sebab natrium (Na) adalah mineral utama dalam garam, berefek meningkatkan ketegangan kontraksi pembuluh darah. Batasilah konsumsi garam dengan mengurangi camilan, gorengan dan makanan yang diolah dengan garam seperti makanan kalengan dan makanan yang diawetkan.
·         Mengendalikan gula darah dan kadar lemak darah (dislipidemia)
·         Terlalu banyak mengkonsumsi gula akan mengakibatkan kegemukan dan memicu munculnya diabetes tipe 2 karena hormone insulin sudah resisten sehingga terjadi penumpukan gula di dalam darah.
·         Mengobati penyakit seperti: hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung/ aterosklerosis
hipertensi merupakan faktor utama terkena stroke dan penyakit jantung coroner. Diabetes juga meningkatkan resiko stroke 1,5 hingga 4 kali lipat, terutama pada penderita yang gula darahnya tidak terkendali. Oleh karena itu pengobatan dan control terhadap penyakit-penyakit ini sangat perlu dilakukan untuk mengurangi resiko terkena stroke.
·         Berolah raga secara teratur, minimal 3 kali seminggu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa olahraga dengan itensitas rendah bermanfaat bagi penyakit jantung dan dapat mensegah stroke. Berolahraga secara teratur, tidak hanya membuat jantung tetap kuat, tapi juga meningkatkan jumlah enzim alami yang berperan sebagai antioksidan untuk mencegah arterosklerosis. Olahraga juga dapat mengontrol berat badan dan mengandalkan stress yang bermanfaat untuk mencegah stroke.
b.      Pencegahan sekunder
Dalam pencegahan sekunder yang perlu dilakukan:
1.      Mengontrol factor resiko penyakit stroke melalui:
-          Mengobati penyakit-penyakit yang diderita yang merupakan resiko timbulnya stroke seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung.
-          Mengatasi dyslipidemia dengan diet rendah lemak.
-          Berhenti merokok
-          Menghindari konsumsi alcohol
-          Mengatasi kegemukan
-          Menghindari dan mengobati hiperurisemia
-          Mencegah terjadinya polisitemia (jumlah sel darah merah yang tinggi)
-          Menghindari stress
-          Mengatasi keadaan depresi
2.      Dengan menggunakan obat-obatan (stroke iskemik)












PENUTUP

Kesimpulan
Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak berupa kematian sel-sel saraf neorologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Secara spesifik hal itu terjadi karena terhentinya aliran darah ke otak karena sumbatan atau pendarahan. Gangguan saraf atau kelumpuhan yang terjadi bergantung pada bagian otak mana yang terkena. Stroke dapat menyebabkan edema atau pembekakan otak. Hal tersebut berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Gejala berupa adanya serangan defisit neurologis/ kelumpuhan fokal, seperti hemiparesis, lumpuh sebelah badan yang kanan atau yang kiri saja, Mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai, rasa terbakar.Mulut, lidah mencong bila diluruskan.

Saran
Untuk menghindari terjadinya stroke kurangi mengkonsumsi alkohol, kurangi merokok, mengurangi  makanan yang mengandung minyak dan lemak  yang dapat meningkatkan HDL dalam darah.


1 komentar: