Minggu, 02 Juni 2013

kelompok rentan gizi


TUGAS  ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


Nama            : Chery Yana Putri

Nim              : 111200017

Kelas            : A.801

Faklutas       : Ilmu Kesehatan

Prodi            : Ilmu gizi

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA


TAHUN  2011/2012




                                                                                                                                                                      



KELOMPOK RENTAN GIZI



Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya kelompok rentan gizi ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia, oleh sebab itu kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia.



Pada kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain. Oleh sebab itu apabila kekurangan zat gizi maka akan terjadi gangguan gizi atau kesehatannya. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :



a. Kelompok bayi : 0-1 tahun



b. Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun



c. Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun



d. Kelompok remaja : 13-20 tahun



e. Kelompok ibu hamil dan menyusui.



f. Kelompok usia lanjut



1. Bayi Kelompok bayi



Didalam siklus kehidupan manusia, bayi berada di dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat. Bayi yang dilahirkan dengan sehat, pada umur 6 bulan akan mencapai pertumbuhan atau berat badan 2 kali lipat dari berat badan pada waktu dilahirkan. Untuk pertumbuhan bayi dengan baik zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ialah :



a. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan



b. Calsium (Cl)



c. Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada didaerah tropis, maka hal ini tidak begitu menjadi masalah



d. Vitamin A dan K yang harus diberikan sejak post natal



e. Fe (zat besi) diperlukan, karena didalam proses kelahiran sebagian Fe ikut terbuang
Secara alamiah sebenarnya zat-zat gizi tersebut sudah terkandung didalam ASI (Air Susu Ibu).



2. Kelompok Anak Balita



Anak balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP) dan jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :



a. Anak balita berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa.



b. Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibunya sudah bekerja penuh sehingga perhatian ibu sudah berkurang.



c. Anak balita sudah mulai main di tanah dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang  memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit.



d. Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan. Dipihak lain ibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi makanan anak balita karena dianggap sudah dapat makan sendiri.



3. Kelompok Anak Sekolah



Pada umumnya kelompok umur ini mempunyai kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan kesehatan anak balita. Masalah-masalah yang timbul pada kelompok ini antara lain : berat badan rendah, defisiensi Fe (kurang darah) dan defisiensi vitamin E.



Masalah ini timbul karena pada umur-umur ini anak sangat aktif bermain dan banyak kegiatan, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah tangganya. Di pihak lain anak kelompok ini kadang-kadang nafsu makanan mereka menurun sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan.



4. Kelompok remaja



Pertumbuhan anak remaja pada umur ini juga sangat pesat, kemudian juga kegiatan-kegiatan jasmani termasuk olehraga juga pada kondisi puncaknya. Oleh sebab itu, apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan kegiatan-kegiatannya, maka akan terjadi defisiensi yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhannya. Pada anak berarti mulai terjadi menarche (awal menstruasi), yang berarti mulai terjadi pembuangan Fe. Oleh sebab itu, kalau konsumsi makanan, khususnya Fe maka akan terjadi kekurangan Fe (anemia).



5. Kelompok Ibu Hamil



Ibu hamil sebenarnya juga berhubungan dengan proses pertumbuhan, yaitu pertumbuhan janin yang dikandungnya dan pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses kehamilan tersebut, misalnya mammae. Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan ini maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat.



Kebutuhan kalori tambahan bagi ibu hamil sekitar 300-350 kalori per hari. Demikian pula kebutuhan protein meningkat dengan 10 gram sehari. Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi pada ibu hamil juga memerlukan peningkatan suplai vitamin, terutama thiamin, riboflavin, vitamin A dan D. Kebutuhan berbagai mineral, khususnya Fe dan calsium juga meningkat.



6. Ibu menyusui



Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama bayi oleh sebab itu, maka untuk menjamin kecukupan ASI bagi bayi, makanan ibu yang sedang menyusui harus diperhatikan. Sekresi ASI rata-rata 800-850% ml/hari, dan mengandung kalori 60-65 kalori, 1.0-1,2 gram dan lemak 2,5-3,5 gram setiap 100 ml. zat-zat ini diambil dari rubuh ibu, dan harus digantikan suplai makanan ibu sehari-hari. Untuk itu maka ibu yang sedang menyusui memerlukan tambahan 800 kalori sehari dan tambahan prortein 25 gram sehari, diatas kebutuhan bila ibu tidak menyusui. Apabila kebutuhan kalori, protein, vitamin dan mineral yang meningkat ini tidak dapat dipenuhi melalui konsumsi makanan oleh ibu hamil, akan terjadi kekurangan gizi.



7. Kelompok Usia Lanjut (USILA)



Kelompok usia lanjut termasuk kelompok rentan gizi meskipun kelompok ini tidak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini disebabkan kelompok usia ini mengalami kelainan gizi. Meskipun USILA ini tidak mengalami penurunan fungsinya maka sering terjadi gangguan gizi. Keperluan energi pada usila sudah menurun, oleh sebab itu konsumsi makanan untuk usila secara kuantitas tidak sama dengan pada kelompok rentan yang lain. Yang penting di sini kualitas makanan dalam arti keseimbangan zat gizi harus dijaga. Kegemukan pada usila sangat merugikan pada usila itu sendiri., karena merupakan resiko untuk berbagai penyakit seperti: kardio vaskuler, diabetes militus, hipertensi dan sebagainya.



 



PENGUKURAN STATUS GIZI MASYARAKAT



A.    Ukuran Antropometrik



Pertumbuhan fisik anak pada umumnya dinilai dengan menggunakan ukuran



antropometrik yang dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi:



1. tergantung umur yaitu berat badan (BB) terhadap umur, tinggi badan (TB) terhadap umur,lingkaran kepala (LK) terhadap umur dan lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur. Untuk dapat memberikan pemaknaan secara klinis pada parameter tersebut diperlukanketerangan yang akurat mengenai tanggal lahir anak. Kesulitannya adalah di daerah-daerahtertentu, penetapan umur anak kurang tepat karena orang tua tidak ingat bahkan tidak adacatatan mengenai tanggal lahirnya.



2. tidak tergantung umur yaitu berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), lingkaran lenganatas (LLA) dan tebal lipatan kulit (TLK).



Hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan suatu baku tertentu misalnya NCHS dari Harvard atau standar baku nasional (Indonesia) seperti yang terekam pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan melihat perbandingan hasil penilaian dengan standar bakutersebut maka dapat diketahui status gizi anak. Nilai perbandingan ini dapat digunakan untukmenilai pertumbuhan fisik anak karena menunjukkan posisi anak tersebut pada persentil (%)keberapa untuk suatu ukuran antropometrik pertumbuhannya, sehingga dapat disimpulkanapakah anak tersebut terletak pada variasi normal, kurang atau lebih. Selain itu juga dapatdiamati trend (pergeseran) pertumbuhan anak dari waktu ke waktu.



Berat Badan (BB)



Berat badan (BB) adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana,mudah diukur,dan diulang. BB merupakan ukuran yang terpenting yang dipakai pada setiappemeriksaan penilaian pertumbuhan fisik anak pada semua kelompok umur karena BBmerupakan indikator yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anaksaat pemeriksaan (akut). Alasannya adalah BB sangat sensitif terhadap perubahan sedikit sajaseperti sakit dan pola makan. Selain itu dari sisi pelaksanaan, pengukuran obyektif dan dapatdiulangi dengan timbangan apa saja, relatif murah dan mudah, serta tidak memerlukan waktulama.Namun, pengukuran BB tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemuk



atau tinggi kurus. Selain itu, beberapa kondisi penyakit dapat mempengaruhi pengukuran BBseperti adanya bengkak (udem), pembesaran organ (organomegali), hidrosefalus, dansebagainya. Dalam keadaan tersebut, maka ukuran BB tidak dapat digunakan untuk menilai



status nutrisi.Penilaian status nutrisi yang akurat juga memerlukan data tambahan berupa umur yangtepat,jenis kelamin, dan acuan standar. Data tersebut bersama dengan pengukuran BBdipetakan pada kurve standar BB/U dan BB/TB atau diukur persentasenya terhadap standaryang diacu.BB/U dibandingan dengan standar, dinyatakan dalam persentase:



· >120% disebut gizi lebih



· 80-120% disebut gizi baik



· 60-80% tanpa edema = gizikurang



Dengan edema = gizi buruk



· <60% disebut gizi buruk



Perubahan BB perlu mendapat perhatian karena merupakan petunjuk adanya masalahnutrisi akut. Kehilangan BB dapat dikategorikan menjadi: 1. Ringan = kehilangan 5-15%, 2.Sedang = kehilangan 16-25%, Berat = kehilangan >25%



Tinggi Badan (TB)



Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting. PengukuranTB sederhana dan mudah dilakukan. Apalabila dikaitkan dengan hasil pengukuran BB akan



memberikan informasi penting tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisik anakUkuran tinggi badan pada masa pertumbuhan dapat terus meningkat sampai tinggimaksimal dicapai. TB merupakan indikator yang menggambarkan proses pertumbuhan yangberlangsung dalam kurun waktu relatif lama (kronis), dan berguna untuk mendeteksi gangguanpertumbuhan fisik di masa lampau. Indikator ini keuntungannya adalah pengukurannya obyektif,dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa.Kerugiannya perubahan tinggi badan relatif lambat dan sukar untuk mengukur tinggibadan secara tepat. Pengukuran TB pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi tidurdan pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan berdiri.Seperti pada BB, pengukuran TB juga memerlukan informasi seperti umur yang tepat,jenis kelamin dan standar baku yang diacu. TB kemudian dipetakan pada kurve TB ataudihitung terhadap standar baku dan dinyatakan dalam persen.TB/U dibandingkan dengan standar baku (%)



· 90-110% = baik/normal



· 70-89% = tinggi kurang



· <70% = tinggi sangat kurang



Rasio BB menurut TB (BB/TB)



Rasio BB/TB jika dikombinasikan dengan BB/U dan TB/U sangat penting dan lebihakurat dalam penilaian status nutrisi karena memberikan informasi mengenai proporsi tubuh.



Indeks ini digunakan pada anak perempuan hanya sampai tinggi badan 138 cm dan pada anak



lelaki sampai tinggi badan 145 cm. Setelah itu, hasil perbandingan BB/TB menjadi tidak



bermakna, karena adanya tahap percepatan pertumbuhan (growth spurt) pada masa pubertas.



Keunggulan parameter ini adalah jika informasi mengenai umur tidak diketahui dengan pasti.



Interpretasi BB/TB (dalam %)



· > 120 % : obesitas



· 110-120 % : overweight



· 90-110 % : normal



· 70-90% : gizi kurang



· <70% : gizi baik



Lingkar Lengan Atas (LLA)



Lingkar lengan atas (LLA) menggambarkan tumbuh kembang jaringan lemak di bawahkulit dan otot yang tidak banyak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan denganberat badan (BB). LLA lebih sesuai untuk dipakai menilai keadaan gizi/tumbuh kembang padaanak kelompok umur prasekolah (1-5 tahun).Pengukuran LLA ini mudah, murah, alat bisa dibuat sendiri dan bisa dilakukan olehsiapa saja. Alat yang digunakan biasanya adalah pita ukur elastis. Namun, penggunaan LLA inilebih tepat untuk mengidentifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan fisik yang berat.Selain itu terkadang pengukurannya juga dengan menekan pertengahan LLA yang dirasakantidak nyaman bagi anak-anak.Interpretasi hasil dapat berupa:


1. LLA (cm): < 12.5 cm = gizi buruk (merah), 12.5 – 13.5 cm = gizi kurang (kuning), >13.5cm = gizi baik (hijau).

2. Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LLA/TB: <75% = gizi buruk,75-80% = gizi kurang, 80-85% = borderline , dan >85% = gizi baik (normal).

Indeks massa tubuh (IMT)

 Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry (Grummer-Strawn LM et al., 2002). IMT merupakan altenatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar